[FunFiction] My Sweety And Sassy Girlfriends

Namaku Cyeril Elisabeth Biginton – McQueen. Memang rada susah sich nyebutnya heheheh….. yapasss dari namaku saja sudah bisa ditebak bahwa aku rada-rada bule. Rada-rada bule? Heheheh… aku lupa jelasin bawa sebenarnya ayahku merupakan orang Italia – Turki berkeluwarganegaran Amerika sedangkan ibuku orang Indonesia Asli alias Jawa Tulent.

Bandara Incheon
Aku menyeret-nyeret koper yang sedari tadi aku bawa. Dan berusaha mencari wajah pria brengsek itu. Tapi sayang aku belum melihat seujung rambut pun. Aku mulai kesal sudah dua jam aku menunggunya tapi Ia belum juga muncul-muncul. Aku memilih duduk di kursi bandara sambil menunggu pria tak bermoral itu yang membiarkan seorang gadis menunggu.
“Awas saja kalau dalam 1 jam ia ga datang-datang juga. Akan kupatahkan kaki dan lehernya”pekiku dalam hati
5 menit……
15 menit…..
20 menit…..
“Agrahhhhhhhh mana sich pria brengsek itu” teriaku dalam hati sambil berdiri dan mengerakan kepalaku berusaha mencari pria itu. aku kembali duduk. Belum beberapa lama aku duduk tiba-tiba dua sosok pria memakai masker dan kacamata hitam duduk di kiri dan kananku. Yang sontak membuat aku takut.
“Siapa dua pria ini kenapa dandanan mereka aneh. Setahuku musim Flu burung Sudah lewat dech. Kok mereka masih pake masker sich. Apa sekarang sudah berganti musim yaa? Apa di Negara ini lagi terjangkit penyakit flu baru?”pekiku dalam hati sambil terus menatap pria yang duduk di sebelah kiriku. Tiba-tiba pria yang duduk disebelah kiriku menoleh kearahku yang sontak membuat aku takut.
“Ihhhhhh…..atau jangan-jangan mereka penjahat lagi yang berusaha menculik aku”pekiku lagi. “Tapi mana mungkin. Emang aku ini siapa sampe mereka mau menculiku. Enggak ini pasti salah, mungkin mereka lagi terkena flu babi makanya mereka pake masker. Sadar Cyeril…. Sadar” pekiku sambil terus memukul-mukul kepalaku
Orang yang sebelah kiriku memerhatikan aku dengan tatapan aneh. Aku yang melihat kearahnya hanya bisa tersenyum simpul. Tiba-tiba segrombolan pemuda dengan penampilan aneh menghampiri kursi kami dan mengajak bicara orang yang berada di kiri dan kananku. Aku yang tercepit detengah-tengah mereka plus tak mengerti bahasa mereka hanya bisa diam dan duduk kaku.
“Sepertinya obrolan mereka sudah berakhir” pikirku ketika melihat segerombolan pemuda itu memilih tempat duduk persis di depan tempat duduk kami. Aku mulai memerhatikan mereka satu persatu mereka semua berjumlah 13 orang dan semuanya memakai masker dan celana belel baju kaos plus sepatu kets. “Anak muda banget” pekiku dalam hati.
Aku mulai mengalihkan pandanganku dan pikiranku. Aku ga mau mikir-mikir yang macam-macam lagi. Aku merogoh tas sandangku dan mengambil passport ku. Aku membuka passport ku dan melihat secarik kertas yang tertempel disitu. Yang bertuliskan sebuah alamat. Mama sengaja mengklip alamat itu di passport supaya ga hilang.
Tiba-tiba HP aku berderings sambil mendendangkan lagu Avril Livegne – Smile. Aku buru-buru mengambilnya dan melihat nama yang tertera.
“Si berengsek” ucapku pelan
“Halo” sapaku kesal.
“APAAAA…………..” teriaku dengan kuat sambil berdiri yang secara otomatis membuat orang-orang di sekitarku kaget dan menatap ke arahku.
“Ga Bisa Jemput?” tanyaku lagi. “Kenapa ga bilang dari tadi sich” ucapku dengan nada kesal. Tanpa babi-bu lagi aku menyeret koperku sambil terus mendengarkan instruksi pria itu lewat Handphone.

>>>>…<<<<

“Ayo…… semua kita berangkat. Semua akses keluar sudah dibereskan jadi kita ga bakal ketahuan para fans” jelas seorang pria paruh baya.
Pria-pria bermaskeran itupun langsung berdiri.
“eh…… tunggu hyung” cegat salah satu dari mereka
“Ada apa Kyu?”
“Sepertinya gadis yang duduk disebelah kita tadi meninggalkan passportnya dech” jelas pria yang dipanggil Kyu itu sambil mengambil passport yang terletak dikursi. “bagaimana ini?”
“Sudah bawa saja. Kita tidak punya banyak waktu lagi. Cepat yang lain sudah jauh nie”

>>>>…<<<<

Aku mempercepat langkahku keluar bandara sambil terus berbicara dengan pria brengsek itu. akupun menyetop taksi dan menyebutkan alamat yang disebutkan oleh pria itu. aku tiba disebuh rumah besar beraksen eropa yang dijaga oleh dua orang pria tinggi besar di gerbangnya.
Aku turun dari taksi. Salah satu pri berjas hitam itu menyapaku.
“Apa anda nona Cyeril?”tanyanya tanpa ekspresi
“Iya” jawabku singkat
Tanpa penjelasan lagi kedua pria itu membawaku masuk kedalam rumah besar itu.
“Sepertinya Pria brengsek itu tambah kaya saja” ucapku pelan yang langsung ditatap pria berjas itu.
“Maaf nona?” Tanya pria berjas yang pertama menyapaku
“Oh…. Tidak apa-apa” jawabku ngasal
Tiba-tiba salah satu pria tua datang menyambutku.
“Nona Cyeril” sapanya sambil tersenyum. “Saya Albert. Kepala Pelayan disini” jelasnya memperkenalkan diri. Aku hanya bisa mengangguk sambil tersenyum semanis mungkin.
“Jack” panggil Albert sambil melirik salah satu penjaga yang pertama kali menyapaku itu
“Iya Tuan”
“Tolong antar Nona Cyeril kekamarnya. Dan kamu Meck kamu bisa kembali ketugas mu yang semula” printah Albert kepada salah satu penjaga yang mengantarku tadi.
Akupun diantar oleh Jeck kekamarku dilantai dua. Setelah jeck pergi meninggalkan aku sendiri dikamar aku langsung merebahkan tubuhku ke tempat tidur yang secara otomatis langsung membuat aku tertidur dengan lelapnya.
>>>>…<<<<

Albert membangunkanku dari tidur nyenyaku dan menyuruhku untuk bersiap untuk makan malam. Aku pun langsung mandi dan berpakaian rapi dan dengan segera turun untuk makan malam.
Damn. Sisialan itu sudah duduk manis di meja makan. Aku menantapnya lekat ia mengalihkan pandanganya dari handphonenya dan melihat kearahku. Aku memalingkan wajahku dan langsung duduk menuju kursi disebelahnya. Kami pun memulai acara makan malam yang horror ini yang secara otomatis yang membuat aku tidak berselera makan.
“Hemm…. Bagaimana kabarmu dan kabar ibumu” tanyanya membuka pembicaraan
“Baik” jawabku singkat sambil terus memerhatikan makanan ku tanpa mau melihat wajahnya.
“Daddy harap kau betah tinggal disini. Ibumu telah menitipkan kamu kepada deddy dan deddy harap kamu tidak berulah lagi” jelasnya
“Berulah? Aku berulah. Yang benar saja pria ini. Siapa yang sebenarnya yang patut dikatakan berulah disini. Dan apa tadi dia bilang. Deddy?. Aku bahkan sudah ga ingat lagi kapan terakhir kali aku mendengar sebutan itu. kata deddy ga pantas disebutkan untuk pria brengsek seperti kamu. Kau tahu itu” triakku dalam hati.
>>>>…<<<<

Pagi ini aku bangun dari tidurku yang sama sekali tidak nyenyak karena makan malam horror kemarin yang sukses berat membuat aku terngiang-ngiang dibuatnya. Aku melangkahkan kakiku menuju kamar mandi. Hari ini aku berencana berkeliling kota seoul. Aku memakai Hot pants, baju kaos longgar dan sepatu kats favorituku. Rambut pirangku aku ikat kuncir kuda. Aku melangkahkan kakiku keluar kamar menuju kebawah. Dibawah aku disambut oleh Albert yang menyuruhku untuk sarapan. Dengan enggan aku menuju meja makan mengambil beberapa lembar roti dan mengoleskan selai coklat kesukaanku. Setelah sarapan singkat itu. Aku pergi meninggalkan meja makan yang langsung dicegat oleh Albert.
“Apa nona mau keluar” tanyanya sopan
“Iya” jawabku
“Kalo begitu saya akan menyuruh jack untuk mengantar anda melihat-lihat kota Seoul”
“Tidak Usah. Aku bisa sendiri”
“Tapi nona Anda baru pertama kali dikota ini. Bagaimana kalo Anda tersesat” jelasnya khawatir
“Aku sudah 18 tahun. Dan aku sudah tamat SMA. Jadi aku sudah bisa menjaga diriku sendiri”
“Baiklah kalo begitu” Albert menyerah

>>>>…<<<<

Aku melangkahkan kakiku ketempat-tempat pembelanjaan di korea dari satu tempat ketempat lainnya. Setelah 2 jam mengelilingi tempat pembelanjaan di daerah seoul aku memilih untuk mencari-cari restoran Indonesia disini. Tapi sayang sudah 3 jam mutar-mutar tidak satu restoran yang terlihat menyediakan makanan Indonesia. Aku benar-benar rindu bakso dan pecel lele. ditengah keputusasaan itu aku memutuskan untuk pergi ke McD untuk mengisi perut kosongku yang sedari tadi sudah protes untuk diisi. Tapi tiba-tiba ditengah jalan aku dicegat oleh segerombolan orang dan kamera. Aku berusaha untuk mengindar tapi salah seorang dari mereka yang sepertinya MC nya terus-terus mencegatku.
“Sorry, I can’t speaks Koreans”ucapku sopan sambil terus berjalan
“It’s Ok nona” jelas MC itu sambil memegang tanganku. “Kami dari acara KBs Tv, hanya ingin berbincang-bincang dengan nona sebentar, apa boleh?” tanyanya menggunakan bahasa inggris yang sedikit aneh.
Aku menganggukan kepalaku pelan. Aku benar-benar tidak nyaman dengan kamera dan orang-orang ini.
“Baiklah. Kalau boleh saya tahu anda berasal dari mana?”
“Aku berasal dari Indonesia”
“Indonesia? Benarkah? Tapi anda tidak terlihat seperti orang Indonesia?” tanyanya kaget
Aku hanya tersenyum terpaksa mendengar pernyataan orang itu. “Please dech emang penting yaa klo aku harus jelasin alas-muasalku” umpatku dalam hati
“Sudah berapa lama anda disini?”
“Baru satu hari”
“Satu hari? Ohhh…..” ujarnya sambil mangut-mangut. “Apa anda mengenali orang-orang ini?” tanyanya sambil menujuk segerombolan pemuda
Yang benar saja. Apa orang ini sudah gila. Aku baru saja melangkahkan kakiku kemarin di Negara ini dan sekarang dia bertanya apakah aku kenal dengan orang-orang ini. Stupid Qustion.
“Tidak” jawabku kesal
“APAAaaa?” triak seseorang salah satu dari segerombolan pemuda yang ditunjukan kepadaku.
“Mereka adalah Super Junior. Apa anda benar-benar tidak mengetahui mereka?” Tanya MCnya lagi
Apa-apaan sich nie orang. Tadi aku bilang tidak ya tidak napa ngotot banget sich
“Aku benar-benar tidak tahu meraka” jawabku mulai kesal
“Hei….. Apa kau tidak memiliki TV dirumah. Bagaiman mungkin kau tidak mengenal kami” triak salah satu dari mereka yang dari ujung rambut sampai ujung kaki berdandan berwarna pink.
Apa-apaan nie orang kenapa sekarang dia berteriak kepadaku. Walaupun aku ga ngerti apa yang dia ucapkan tapi sepertinya dia tidak terima atas apa yang aku ucapkan tadi dech. Tapi itu kan hak ku untuk mengenal atau tidak mengenal seseorang kenapa dia memaksa aku untuk mengenal mereka. Uhhh… dasar orang aneh. Lihat saja penampilan orang ini yang benar-benar membuat orang muntah. Aku saja perempuan ga akan pernah mau berdandan serba pink seperti itu.
“Apa anda yakin, anda tidak mengenal mereka? Setahu saya mereka sangat terkenal di Indonesia dan baru-baru ini mengadakan show di sana. Apa anda benar-benar yakin?” Tanya MCnya yang kelihatan sekali berusaha menenagkan pemuda yang berteriak tadi.
Cukup. Apa-apaan mereka ini. Aku bilang ga kenal ya ga kenal. Menyebalkan.
Tanpa menjawab pertanyaan MC itu aku terus melangkah pergi tanpa menoleh kebelakang. Aku mendengar mereka terus menerus memangilku tapi aku terus melanjutkan jalanku malah mempercepatnya. Aku ga mau kena masalah. Aku hanya ingin menghabiskan sisa liburanku di korea dengan tenang dan nyaman.

To Be Continue……………….